54 tahun IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH; Merawat bakteri Ikatan untuk IMM Mencerahkan.
Dua hari kemarin, tepatnya di tanggal
14 Maret 2018 semua anggota, pimpinan, keluarga besar, organisasi sahabat dan organisasi lingkup
Muhammadiyah beramai – ramai dengan penuh semangat serta bahagia merayakan
milad yang ke 54 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Perayaan dilakukan serentak
mulai dari tingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah, Pimpinan
Cabang, sampai komisariat. Hal ini menunjukan bahwa kebahagiaan IMM adalah
kebahagiaan bersama seluruh organisasi, mahasiswa dan Muhammadiyah. Khusus di DPD Sulawesi Selatan, perayaan Milad
lebih semarak dan bermakna lagi karena dirangkaikan dengan pelantikan dan rapat
kerja pimpinan yang baru saja terpilih di Musyawarah daerah beberapa waktu yang
lalu. Walaupun tidak ikut langsung di acara pelantikan itu karena ada tanggung
jawab lain, dengan memantau media sosial, saya melihat bagaimana tetesan kegembiraan
dan antusias itu dirasakan oleh teman – teman saya sesama anggota IMM yang
hadir. Semuanya menyimpan harapan yang tinggi akan suatu pencapaian yang lebih
baik bagi IMM di hari esok. Terus berkarya dan tidak akan lekang oleh waktu sampai agama
islam cemerlang.
Kalau saya analogikan IMM sebagai
seorang manusia, katakanlah seorang laki
– laki sehat. IMM secara fisik terlihat sudah menua. Ada keriput diwajah,
rambut beruban, daya tahan tubuh melemah, stamina menurun, dan gerakan yang tak
gesit lagi. Itu normal sebagai seorang kakek. Kalau IMM bekerja sebagai PNS,
katakanlah PNS di Kementrian Agama, sudah pasti sekarang adalah waktu yang
tepat untuk pensiun. Istirahat dirumah, menikmati hasil usaha diwaktu muda dulu
sambil sesekali menengok dan bermain dengan cucu – cucu yang lucu dan gemuk. IMM
juga akan focus memperbaiki ibadah, maklum diusia yang tinggal menunggu
panggilan. Sang kakek ini jika ditemui akan banyak bercerita pengalaman masa
mudanya serta menasehati kita agar selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik –
baiknya.
Teman – teman yang loyalis IMM pasti
tidak sepkat dengan analogi diatas. Alasannya IMM adalah wadah yang didalamnya
terpelihara bakteri luar biasa. Bakteri yang senantiasa aktif berproduksi dan
membentuk bakteri baru. Bakteri yang sudah memasuki usia senja akan digantikan
oleh bakteri baru yang sudah dibentuknya sendiri. Proses inilah yang kemudian membuat
IMM tetap ada, tidak akan menua, dan tidak mati. Jika proses itu berhenti, baru
kemudian IMM akan mati tanpa harus menua terlebih dahulu. Bakteri sebagaimana
sifat aslinya selalu berkoloni. kata dasarnya bacteria yang berarti jamak/Tidak hidup sendiri. Mungkin Bakteri adalah
zoon politicon (Hehe). Bakteri juga
bisa hidup dimana saja baik di udara, perairan, tanah, bahkan dalam tubuh
manusia. Oleh karena itu, bakteri memiliki
peran penting dalam siklus kehidupan. Bakteri mampu menguraikan tumbuhan atau
hewan yang telah mati. Suatu proses yang dinamakan dengan dekomposisi atau
proses mengekstrak nilai keguanaan dari tubuh organic agar mampu bermanfaat
bagi organisme lainnya yang masih hidup. Dibidang pangan bakteri mampu membuat
fermentasi pada makanan sehingga bisa disimpan lebih lama. Bakteri berfungsi
menjaga keutuhan suatu produk atau nilai dalam waktu yang lama. Dalam bidang
kesehatan, bakteri biasa digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit. bahkan
pada bidang pertambangan, bakteri dapat difungsikan untuk memisahkan ore (material
berharga) dengan material pengotor/pengikut. teknologi ini disebut dengan
bioteknologi. Terlepas dari fungsi yang besar bagi kehidupan manusia, bakteri
juga bisa menjadi faktor penyebab penyakit tertentu. Hal ini bergantung kepada
manusia apakah bisa membuat bakteri itu bermanfaat atau justru menjadi ancaman.
Bakteri adalah kader IMM. Sama
halnya dengan bakteri pada umumnya. kader merupakan penggerak di setiap pengkaderan
dalam tubuh ikatan. Kader dikatakan mati jika tidak lagi menjadi penggerak. Kita bisa mengidentifikasi
berbagai macam kader dalam ikatan dengan berbagai spesifikasi tentunya. Ada
kader ummat, kader bangsa, dan kader pesryarikatan jika di Muhammadiyah. Khusus
di IMM penggolongan itu terlalu luas, apatah lagi IMM adalah organisasi otonom
Muhammadiyah yang bidang garapannya diranah kemahasiswaan. Mmeminjam teori
ekonomi modern, saya menggolongkan kader ikatan pada tiga sifat juga yaitu
kader Produktif, kader distributive, dan kader konsumtif. Disetiap jenjang
pengkaderan dalam ikatan, ketiga fungsi ini harus berperan optimal. Kader
produktif adalah kader yang selalu aktif memproduksi kader baru baik melalui
DAD atau DAM. Kader distributive adalah kader yang mentransformasikan nilai
ikatan pada ruang sosial maupun dalam tubuh kader. Kader konsumtif artinya
kader yang senantiasa belajar meningkatkan kualitas melalui pembinaan dalam
ikatan. Untuk menjadi bakteri yang berguna maksimal bagi ikatan, maka semua
fungsi diatas mesti dimiliki oleh setiap kader penggerak tanpa terkecuali. Kader
yang selalu mengkonsumsi nilai – nilai ikatan dan mendistribusikan serta
menanamkan kepada kader baru adalah proses sekaligus produk dan karya nyata
untuk menjamin eksistensi dan keabadian perjuangan IMM yang mencerahkan. Dirgahayu
ke - 54 IMM berkemajuan dan mencerahkan dalam keabadian..!
Komentar
Posting Komentar